(catatan hati seorang ayah)
Dulu, kuharap kau lahir menemani hariku, tapi ketika kau berenjak besar aku begitu berat untuk menemanimu duduk sembari bercerita banyak hal. :(
Dulu, kedua telapak tanganku begitu ringan kutempelkan diwajahku, lalu kubuka untuk mengagetkanmu dengan teriakan Ciluk baaa.\=D/
Dulu, aku tergopoh-gopoh lari untuk menggendongmu kala menangis karena ibumu sedang ke kamar mandi lalu menggoyang2kan badanmu sambil bernyanyi menghiburmu.
Dulu, itu dulu!
Tapi kesibukanku kini mengubahku untuk menjauh darimu, anakku.
Walau kadang kita dekat, tapi terasa sangat jauh karena MUKAKU KAKU karena LELAHKU.
:(
Tak terhitung lagi banyaknya aku menolak undangan Sekolahmu yg mengundangku untuk melihatmu beraksi pentas bersama teman2mu. Tak terhitung lagi banyaknya aku menolak panggilanmu untuk bermain. Tak terhitung lagi banyaknya aku menolak permintaanmu saat mengajak bicara. Tak terhitung lagi aku menolak untuk mengajarkan banyak hal tentang kehidupan ini. ♈yang dapat kuhitung hanya begitu banyak aku memenuhi semua permintaanmu untuk membelikan sesuatu. Itupun kadang tanpa aku ada.
Sering juga aku enggan mengusapkan tangan ke pipimu yang sedang meneteskan airmata. Kadang malah aku berteriak "Diaaaaam" sehingga tangismu menjadi sesenggukan.
Setiap malam selalu kulewatkan kemesraan kita, meski cuma sekali, untuk membaringkan tubuhmu yg letih. Karena aku selalu bergumam dalam hati bahwa aku Letih karena telah banyak berjasa mencari uang yang tak seberapa.
Kini aku benar2 lelah Anakku, lelah telah menganggap segepok uang di saku bisa membeli kepatuhan dan kewibawaan diriku sebagai Ayah.
Maafkan Aku,
@dongengkakawam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar