Beberapa bulan terakhir ini kan anja sering banget batuk pilek, hampir tiap bulan sakit batuk pilek kadang-kadang disertai demam..
Biasanya setelah minum obat t*rm*r*xplus sembuh.. jd ga perlu ke dokter.
Namun, batuk pilek yg terakhir ini koq ga mempan ya dikasih t*rm*r*xplus dan badannya demam sampe 40°C dan kejadiannya pada malam natal pula.. Dokter keluarga lg keluar kota, klinik2 dan dokter disekitar juga pada tutup.
Akhirnya lari ke apotik century, cari obat yg laen.. dan ketemu lah dengan obat Anako*n*d*n OBH.. setelah minum obat ini demam anja berangsur-angsur turun, dan Alhamdulillah udah ga demam lagi.. namun 4 hari minum obat koq cuma panasnya aja yg turun, batuk pileknya ga berkurang.
Akhirnya hari senin malam ke dokter keluarga deh (padahal males banget, krn dokternya jutek abis deh). Setelah diperiksa, ternyata banyak dahak di paru anja. Akhirnya dirujuk ke dokter anak RS International Bintaro untuk diinhalasi (duh senangnya, klo di RSIB mah semuanya ramah dan baek).
Sampai rumah, terbersit dalam hati ingin ganti dokter anak, selama ini anja ke dokter Nita, orangnya cantik, ramah dan sabar. Tapi hati ini juga merasa ga enak, karena selama ini dokter nita merawat anja dengan baik kenapa harus ganti dokter???
Ya sudahlah dilihat besk pagi aja, bagaimana hati ini mengarahkan.. dan tak lupa selalu minta petunjuk Allah SWT untuk memberikan petunjuk dijalan yg benar dan diberikan dokter yg baik menurut Allah SWT.
Selasa pagi, terpaksa harus berangkat berdua aja dengan Anja yg ga bisa diem.
Karena bapak mertua sakit perut dan ga masuk kerja jd ibu mertua ga bisa antar, dan pembantuku anaknya juga lagi sakit jd ga bs ngantar.
Sabar.. sabar.. Allah pasti memberi kemudahan ^_^
Sekitar jam 9 pagi berangkat menuju RSIB di sektor 7 Bintaro, Alhamdulillah Anja bisa duduk manis sambil sesekali berdiri diatas jok mobil (termasuk anteng karena ga minta nyetir atau pangku bunda ^_^).
Sampai di bagian pendaftaran, petugas bertanya : “mau ke dokter siapa bu?”
Aku : “dokter anak mbak, siapa yah.. dokter nita atau dokter muljono deh..mana yg antriannya ga terlalu panjang”
Petugas : “sama panjangnya bu”.. diam sejenak kemudian “dokter muljono aja bu”
Aku : “oke mbak”
Kemudian dilanjutkan antri, lumayan cepat krnn ada beberapa pasien yg ga datang .
Tiba antrian Anja..
Bismillah..
Alhamdulillah dokternya ramah banget, Anja juga merasa nyaman (seperti dugaanku di RSIB mah semuanya ramah dan baek, udah jadi standart layanan kali yah).
Anja ditimbang, ups beratnya koq Cuma 10,9kg (waduh kurang niy, hiks..)
Selanjutnya ditanya ini itu, termasuk ASI sampai usia berapa? Alhamdulillah Anja ASI sampai umur 2 tahun.
Terakhir anja di periksa, Alhamdulillah nangisnya cuma sebentar dan mau nurut disuruh buka mulut dan periksa telinga (karena udah biasa maen dokter dokteran ama ayah bunda kali ya.. hehehe).
Akhirnya, Anja diminta minum obat dulu selama seminggu untuk mengurangi dahak yg ada diparu..
Kemudian, minggu depan di rontgen untuk melihat paru-parunya ada flek atau tidak.
Deg.. Astaghfirullah, bukannya flek paru itu identik dengan TB dan untuk pengobatannya harus minum obat selama 6-12 bulan????
Ya sudah pasrah aja, Allah pasti tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan..
Keluar dari ruang dokter menuju pembayaran, kemudian menuju Apotik.
Enaknya di RSIB ini, obat bisa dikirim ke rumah.. jadi ga harus nunggu lama, apalagi Anja udah mulai ngantuk.
Setelah menyerahkan resep, langsung menuju parkiran di belakang..
Anja mulai rewel ga mau duduk sendiri (minta pangku bunda ampe nangis2, duh anja dah ngantuk berat niy)
Ya sudah, akhirnya terpaksa nyetir sambil mangku anja.. sampe depan RSIB ada putri yg mau kasih copy KTP buat pendaftaran bisnis Oriflame.. (langsung aja putri aku suruh masuk, dan langsung jalan menuju Bank Permata)
Alhamdulllah Anja udah angler bubuknya, sehingga udah bisa dipindahkan ke kursi sebelah.
Sampai rumah, langsung browsing flek paru atau TB..
Makin sedih karena anak sekecil itu harus di bombardir dengan antibiotik selama 6 bulan ga boleh putus.
Kemudian aku curhat sama mbak harti, temen milis sekaligus partner bisnis online ku..
Yah mudah2an ga ada penyakit yg aneh2 deh..
Rabu pagi, mbak harti kasih link milis tentang flek paru..
Lha koq kebetulan itu tulisannya dokter muljono dari RSIB,itu kan dokternya Anja.
Ternyataaaaaa dokter Muljono spesialis paru anak, dan dokternya hati2 banget dalam mendiagnosa suatu penyakit.
Subhanallah, adeeem rasanya hati ini, apalagi setelah melihat profilnya.. semakin tenang hati ini
Anja sudah ditangani oleh dokter yg tepat
Bismillah, kupasrahkan penyembuhan Anja padaMU ya Allah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
- Bunda Zilah
- Saya seorang ibu rumah tangga. Selain mengurus anak dan rumah tangga, Saya juga owner "Toko Sprei Waterproof Zilah" dan "Rumah sprei jakarta" Hub saya di : Sms/whatsapp/line/telegram 085283386280
Anja Demam
Hari minggu pagi tanggal 8 maret 2009, tubuh anja hangat tapi masih tetap lincah.. sore hari, Anja demam.. langsung aku beri sanmol drop penurun panas.. Alhamdulillah turun.. tapi selang 3-4 jam naik lagi.. sampai hari senin malam tanggal 9 maret 2009 suhu tubuh Anja 39.2.. langsung aja aku bawa ke UGD RS International Bintaro..
Sampai UGD, masih harus menunggu waiting list ada diantrian ketiga.. (zilah dah pengen nangis liat anja demam sambil nyebut, bunda..bunda..bunda..).
Tiba giliran Anja diperiksa, suhu tubuhnya udah 39.5
oleh dokter UGD langsung diberi penurun panas melalui dubur
kemudian ditunggu reaksinya 30 - 60 menit, kalau bisa turun sampai dibawah 38 boleh pulang, tapi kalau ga bisa berarti harus dirawat.
Setelah ditunggu selama 1 jam, bukannya suhunya turun tp malah naik menjadi 39.7
Akhirnya kami putuskan untuk dirawat..
Kemudian diambil sample darah dan anja diinfus (aku pengen nangis ngeliat Anja menjerit waktu dipasang infus dan diambil sample darah).
Alhamdulillah akhirnya sekitar jam 24.00 bisa masuk kamar, dan gak lama kmudian Anja bisa bubuk tenang.. (suhunya berangsur-angsur turun), tapi menjelang subuh sekitar jam 4 Anja kembali demam.. sampai hari kamis tanggal 12 maret 2009 panasnya masih naik turun, walaupun sudah diberi antibiotik dan obat batuk (udah mulai 6 maret 2009 anja batuk tapi). Hasil tes darah hanya menunjukkan ada peningkatan jumlah leukosit berarti terdapat infeksi.
Akhirnya pada saat dokter visit hari kamis tanggal 12 maret2009, Anja diminta tes darah lagi untuk melihat DB sama typus, sekalian foto rontgen.. (deg... koq pake rontgen segala, apakah ga bahaya untuk anak seusia Anja 19 bulan???)
Akhirnya, dengan pasrah anja di rontgen dan kembali diambil sample darahnya. Malam harinya, aku menanyakan hasil tes darah pada perawat dan Alhamdulillah hasilnya negatif semua, baik DB maupun typus. Tapi yang menjadi tanda tanya, kenapa koq demamnya ga mau pergi????
Hari Jum'at
Ternyata, hasil foto rontgen menunjukkan bahwa ada peradangan di paru-paru sehingga banyak lendir di paru-parunya.. (ya Allah, anakku terkena pneumonia)
setelah diketahui radang paru-paru, Alhamdulillah berangsur-angsur panasnya turun dan stabil dibawah 37 , tapi Anja terus menjalani inhalasi dan harus menjalani terapi kalau udah ga demam lagi..
Alhamdulillah, Jum'at malam infus dilepas (berharap hari Sabtu bisa pulang)
suhu tubuh tetap stabil dibawah 37
Hari Sabtu, menanti kedatangan dokter (eh baru datang jam 14.00).. Dan Alhamdulillah udah bisa pulang, tapi dengan catatat harus menjalani fisioterapi sambil rawat jalan. (oke dech dokter, gak apa apa yang penting udah bisa dirawat dirumah)..
Hari ini, Senin 16 maret 2009
Anja pertama kali menjalani terapi, Alhamdulillah Anja ga nangis..
Cepat sembuh ya sayang..
Cepat pulih kembali..
Makan yang banyak..
biar penyakitnya takut..
Sampai UGD, masih harus menunggu waiting list ada diantrian ketiga.. (zilah dah pengen nangis liat anja demam sambil nyebut, bunda..bunda..bunda..).
Tiba giliran Anja diperiksa, suhu tubuhnya udah 39.5
oleh dokter UGD langsung diberi penurun panas melalui dubur
kemudian ditunggu reaksinya 30 - 60 menit, kalau bisa turun sampai dibawah 38 boleh pulang, tapi kalau ga bisa berarti harus dirawat.
Setelah ditunggu selama 1 jam, bukannya suhunya turun tp malah naik menjadi 39.7
Akhirnya kami putuskan untuk dirawat..
Kemudian diambil sample darah dan anja diinfus (aku pengen nangis ngeliat Anja menjerit waktu dipasang infus dan diambil sample darah).
Alhamdulillah akhirnya sekitar jam 24.00 bisa masuk kamar, dan gak lama kmudian Anja bisa bubuk tenang.. (suhunya berangsur-angsur turun), tapi menjelang subuh sekitar jam 4 Anja kembali demam.. sampai hari kamis tanggal 12 maret 2009 panasnya masih naik turun, walaupun sudah diberi antibiotik dan obat batuk (udah mulai 6 maret 2009 anja batuk tapi). Hasil tes darah hanya menunjukkan ada peningkatan jumlah leukosit berarti terdapat infeksi.
Akhirnya pada saat dokter visit hari kamis tanggal 12 maret2009, Anja diminta tes darah lagi untuk melihat DB sama typus, sekalian foto rontgen.. (deg... koq pake rontgen segala, apakah ga bahaya untuk anak seusia Anja 19 bulan???)
Akhirnya, dengan pasrah anja di rontgen dan kembali diambil sample darahnya. Malam harinya, aku menanyakan hasil tes darah pada perawat dan Alhamdulillah hasilnya negatif semua, baik DB maupun typus. Tapi yang menjadi tanda tanya, kenapa koq demamnya ga mau pergi????
Hari Jum'at
Ternyata, hasil foto rontgen menunjukkan bahwa ada peradangan di paru-paru sehingga banyak lendir di paru-parunya.. (ya Allah, anakku terkena pneumonia)
setelah diketahui radang paru-paru, Alhamdulillah berangsur-angsur panasnya turun dan stabil dibawah 37 , tapi Anja terus menjalani inhalasi dan harus menjalani terapi kalau udah ga demam lagi..
Alhamdulillah, Jum'at malam infus dilepas (berharap hari Sabtu bisa pulang)
suhu tubuh tetap stabil dibawah 37
Hari Sabtu, menanti kedatangan dokter (eh baru datang jam 14.00).. Dan Alhamdulillah udah bisa pulang, tapi dengan catatat harus menjalani fisioterapi sambil rawat jalan. (oke dech dokter, gak apa apa yang penting udah bisa dirawat dirumah)..
Hari ini, Senin 16 maret 2009
Anja pertama kali menjalani terapi, Alhamdulillah Anja ga nangis..
Cepat sembuh ya sayang..
Cepat pulih kembali..
Makan yang banyak..
biar penyakitnya takut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar